The Writer

Foto saya
Solo, Jawa Tengah, Indonesia
yes ! NADIA FADHILLA that's my nameeeee yah, ratarata orang manggil nadia , nat , inat. nhaaa nama inat dimunculkan oleh salah seorang sahabat super bernama Lintang, tapi eh tapiii .. kapan gitu ada adek kelas kelas satu, maaf ya (agak ga cantik) ngikut ngikut gituuuuu pake nama inat (dalam hal ini terlihat sekali bahwa Nadia tidak comfort dengan pengikut-ikutan nama Inat tersebut). yah yah yah malah ngeblog disini .. lanjutin di blog aje yeh . here we come .. iiiinaaaaat ;)

Selasa, 11 Agustus 2009

Gugatan Pilpres 2009



Gugatan Pilpres! Menjengkelkan!
Oleh komangbali - 3 Augustus 2009 - Dibaca 928 Kali -
Dimasukannya Gugatan ke MK oleh 2 Pasangan yang kalah dalam Pilpres 2009 mengundang banyak reaksi dan opini di Masyarakat, termasuk opini-opini yang tendesius dan kadang2 tidak memahami atau memang tidak mau memahami esensi dr kejadian ini.

Pendewasaan dalam ber Demokrasi membutuhkan itu, terlepas dari Keputusan MK.

Kalau memang Pasangan Pemenang tidak merasa berbuat apa yang dituduhkan sbg “Kecurangan Sistematis” baik secara langsung maupun tidak langsung, saya rasa tidak perlu bereaksi berlebihan dan membuat kontra opini mengenai ini di Masyarakat luas. Kecuali sebaliknya…..

KPU sangat defensif dalam menghadapi masalah ini, indikasi yg ditunjukkan oleh KPU melalui sikapnya, jelas menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan. Sangat menjengkelkan memang.

Sayang sampai saat ini kita semua belum bisa mendapat Pemimpin yang tulus bekerja demi Bangsa dan Negara nya.

Salam

Sumber : http://public.kompasiana.com/2009/08/03/gugatan-pilpres-menjengkelkan/

Opini saya tentang Gugatan Pilpres 2009:

Pemilihan umum adalah metode demokrasi yang adil tapi mengandung cacat. Ia adil (dalam arti "fair") karena memberi kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk memilih, tapi ia cacat karena ia tak pernah mampu mendengarkan suara semua warga. Sebab itu konstitusi kita menentukan, pemilu bisa dilakukan lagi--semacam peninjauan kembali--lima tahun sekali.
Komisi Pemilihan Umum untuk 2009 banyak dikecam oleh partai-partai yang dulu memilih ketua dan anggota komisi itu. Saya usul agar lain kali Dewan Perwakilan Rakyat punya sedikit pedoman dalam seleksi.
Untuk Pemilu 2014, para pengurus KPU bisa dipilih lebih baik. Untuk mencapai kombinasi yang efektif, mereka perlu direkrut dari para pakar pemilu, misalnya aktivis penelaah dan pengawas pemilu, para manajer berpengalaman ,dan para pakar komunikasi massa.

Tidak ada komentar: